Mahasiswa UMY Kritisi Media TV Lewat Buku


 Source: Okezone


Televisi merupakan pusat informasi yang strategis dan dekat dengan masyarakat. Namun, tidak jarang saat ini televisi turut digunakan sebagai alat kepentingan oleh segelintir orang.

Untuk itulah, masyarakat tetap harus teliti terhadap media televisi dalam menerima berbagai informasi yang disajikan. Hal itu yang membuat mahasiswa Ilmu Komunikasi (IK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yakni Aditya Yanuar dan kawan-kawan menulis buku berjudul “Kolonialisasi Media Televisi.”

Buku tersebut berisi bagaimana media yang idealnya dalam menjadi sarana informasi dan pendidikan, justru sering dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai ambisi seorang pemilik modal, terutama dalam hal politik. Sehingga penjajahan tanah yang ada pada zaman dulu, saat ini telah berubah menjadi penjajahan terhadap media.

Aditya mengungkapkan, munculnya ide untuk mengembangkan tulisannya tersebut, disebabkan oleh banyaknya hal yang kurang tepat atau tidak sesuai pada media televisi saat ini, terutama pada dua media swasta di Indonesia.

“Buku yang saya tulis dengan teman- teman IK UMY ini merupakan pengamatan kami terhadap media televisi. Sebenarnya buku ini berawal dari tugas kuliah, supaya menjadi suatu referensi dan karya, kami bertekad untuk menjadikannya sebuah buku,” ujar Aditya, seperti dilansir Okezone, Kamis (27/6/2013).

Dia menjelaskan, maksud dari kolonialisasi media televisi adalah pengusaha media menjadikan televisi sebagai alat menjajah masyarakat (audiens). Dengan sistem rating (tingkatan) suatu program televisi, pemilik media cenderung lebih memfokuskan pada acara yang menyebabkan rating televisinya naik.

“Jadi televisi saat ini lebih mementingkan naiknya rating, bukan lagi mementingkannya sebagai alat informasi dan pendidikan. Dengan rating tersebut pengusaha media menjajah masyarakat, entah itu dengan cara pengemasan tayangan kekerasan, pornografi bahkan berita gosip,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Dosen IK UMY Fajar Junaedi menambahkan, terbitnya buku kolonialisasi media televisi tersebut merupakan wujud dari sikap kritis mahasiswa terhadap media televisi. Baik itu dari segi pemberitaannya, atau masuknya unsur kekerasan, pornografi dan lainnya pada setiap tayangan televisi.

Selain itu, alasan lain yang melatarbelakangi adalah sikap kurang tegas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terhadap media televisi saat ini. “Sikap kritis mahasiswa yang seperti ini sangat baik. Oleh sebab itulah dosen komunikasi UMY akan mendukung setiap langkah yang positif dari mahasiswa,” kata Fajar.

Menurut Fajar, banyaknya pengusaha media yang muncul di Indonesia. Akibatnya, peran media yang independen berubah menjadi alat pelancar kepentingan penguasa media tersebut, tanpa melihat kepentingan masyarakat akan informasi dan pendidikan.

“Jika kita lihat media televisi saat ini dengan jelas dapat dilihat ada suatu keberpihakan pada penguasa media tersebut. Hal ini mengakibatkan kepentingan masyarakat akan info yang benar dan pendidikan terabaikan,” tandasnya.



Kunjungi situs situs UMY Yogya yang lain




Tidak ada komentar:

Posting Komentar